Selasa, 28 Agustus 2012

SONIA SWAN BAB 5: MOVE ON


BAB 5


Hari Selasa.

Aku sengaja minta ijin papa untuk tidak masuk sekolah hari ini. Pikiranku kacau banget rasanya, terlebih bayangin jika hari ini aku ketemu dua kecebong ungu. Masih lagi jika Mia menanyakan banyak hal yang tak bisa kujawab. Bisa-bisa aku ga bisa konsentrasi belajar nanti.

“Yakin ga pengen periksa ke dokter?” tanya Papa sedikit kawatir.
“Sonia, gapapa, Pa.”
“Sudahlah, Pa. Kaya ga tahu aja jika puteri kita itu sudah gede,” kata mama membuatku tersipu malu.

Cowok memang hanya menilai cewek dari segi fisik saja. Mama lebih tahu yang kurasakan dan papa malah mengira aku sakit beneran.

Aku coba hubungi Mia, tapi hapenya ga aktif. Nomor barunya yang kemarin dicantumin di surat sampah itu jika tidak aktif. Beneran marah sepertinya dia. Coba telepon Nazria saja agar sampaiin surat ijinku hari ini.

“Hello,” kata Nazria mengangkat teleponya.
“Ri nanti kalau berangkat mampir ke rumah ya, aku mau nitip surat ijin nih.”
“Ga masuk hari ini?”
“Ga enak badan nih.”
“Ga enak badan atau ga enak hati?”
“Udah mampir saja, kapan-kapan kuceritain lebih detailnya.”
“Ok.”

Sepi juga di rumah sendirian. Papa ke kantor dan mama ke swalayan belanja. Di rumah hanya tinggal kucingku Dora. Coba Dora punya kantung ajaib yang bisa mengabulkan semua permintaanku, aku pengen punya dunia sendiri yang di dalamnya tidak ada kecebong ungunya.

“Meong,” ngomong apa si Dora.

Aku membuka laptopku dan mencari tahu aktifitas Mia hari ini. Sungguh, aku merasa bersalah banget padanya. Dia pasti mengira aku itu suka banget ngerebut cowok yang disukainya.


Dear Lu

Oh… here will I set up my everlasting rest
And shake the yoke of inauspicious stars from this world wearied flesh
Eyes, … look your last
Arms,… take your last embrace
And lips, oh you, the doors of breath
Seal with a righteous kiss a dateless bargain to eagrossing death…


Ga tau gue artinya, baru saja kucopas dari Sekper.  Ngapa ya jika diem gue inget lu?  Lubang idung lu itu ingetin gue tentang jari gue. Tau kan, jika jari masuk idung itu bikin damaiiii banget. Seperti lu. Tuwittt .

Pokoknya, epride en eprinet itu nobody but you. Jika gue cowok dan lu cewe pasti gue dah nembak lu, tapi sayangnya ga tuh.  Gue cewek. Salah? Up 2U. Coret-coret saja, daripada gue nulis semuanya di  ati gue terus gue simpen dalem kotak dikunci masukin sumur, dan lu ga tahu. Coret-coret saja ati gue. Gue sayang lu, apapun itu dari bibir gue mengucapnya.


Gue


Status Mia pasti ditujuin untuk Timur. Tapi saat membacanya mengapa seperti aku yang nulis dan pengen banget kutujuin untuk Nick ya? Simple banget yang ditulisnya dan kesannya asal, tapi aku malah merasa pesannya itu jujur dari hatinya. Aku saja yang ngaku penulis tidak bisa menyusun kata-kata seperti itu.

Sebenarnya aku ingin komentari statusnya. Tapi komentari apa? Bisa-bisa dia tambah ngambek lagi padaku. Kubaca lagi status aneh itu dan kuarahkan kusorku untuk copy paste statusnya. Aku merasa tulisan Mia yang ini istimewa. Padahal aku sering baca surat-surat konyol dari pasienku tiap malam, yang ini beda. Akhirnya aku hanya memberikan jempolku tanda jika aku sudah membacanya.

Yang bisa kulakukan di kamarku hanya memandangi origami kodok abstrak dan menyentuh-nyentuh daun bunga puteri malu seperti gadis bodoh. Dora duduk di pangkuanku dan tertidur di sana. Kok aku jadi galau akut gini sih? Tahu gini mending tadi berangkat sekolah dan hadapi semuanya, bukannya sembunyi dalam kamar seperti ini dan tambah tersiksa.

Move on, Sonia. Move on.

Siang harinya setelah pulang sekolah, Timur datang menjengukku membawakanku buah-buahan. Cowok ini lagi. Aku tidak berharap bertemu dengannya malah dia datang ke rumah. Mana Nick? Katanya dia sahabatan. Aduh, Sonia, ngapain juga masih pikirin Nick? Bukankah kamu ingin lupakan dia?

“Masuklah,” kataku lemas.
“Ini aku bawakan kamu mangga,” kata Timur sambil menyerahkan mangga dalam plastic kresek. Kok dia bisa tahu ya jika aku suka banget sama mangga. Lain dengan Nick yang sekarang sikapnya menjadi dingin tidak seperti saat di Kemsas.
“Terima kasih, mana Mia?”
“Tidak tahu. Tadi aku dengar kamu tidak masuk terus aku ke sini sendiri. Oh ya, maafin soal yang kemarin ya.”
“It’s Ok. Tahu dari siapa?”
“Maaf, tadi sebenarnya aku sengaja ke kelasmu untuk minta maaf dan kata temenmu kamu ijin hari ini. Jadi kuputuskan untuk datang langsung ke rumahmu saja.”
“Ok, sekarang jelaskan apa yang ingin kamu katakan.”
“Begini, Sonia.” Timur terlihat bingung mau memulai dari mana. Bisa kikuk juga ternyata. “Nick sangat terpuruk sejak kepergian Aira. Aku merasa hanya kamu yang bisa membuatnya bangkit kembali.”
“Terus?” kok aku meras dia berlebihan banget perhatiannya ya.
“Sebenarnya Nick itu sangat mencintaimu, Sonia.”
“Ada lagi?”
“Sonia.”
“Gini, Timur. Jika kamu ke sini hanya untuk bicarain masalah Nick terus dan tidak ada urusan lain, sebaiknya kamu pulang saja dan biarkan aku istirahat. Malas aku dengar tentangnya.”
“Tapi Sonia. Aku tak ingin dia menyesal seumur hidupnya untuk kedua kalinya.”
“Terus apa hubungannya denganku gitu. Harus kujelaskan berapa kali lagi jika aku tidak ada hubungan apa-apa dengannya.”

Dia hanya menutup wajahnya seperti orang yang kebingungan mau bicara apa lagi. Aku merasa dia bukan hanya sekedar sahabat Nick. Kenapa dia ngotot banget pengen aku dekat kembali dengan Nick coba.

“Ok. Jaga baik-baik dirimu ya. Aku tidak ingin kamu membebani perasaanmu dengan sesuatu yang tak perlu dan membuatmu tambah sakit nanti,” kata Timur membuatku merinding  tanpa sebab mendengarnya. “Aku pamit pulang dulu.”

Dia kenapa sih? Apa dia suka aku? Ih, jangan GeEr deh, Sonia. Mangga yang dibawanya manis banget. Jujur sebenarnya aku tidak harus bersikap ketus terus terhadapnya. Bukankah dia hanya ingin mencomblangkanku dengan Nick kembali?

Hari ini kuhabiskan waktuku untuk menulis. Lama sekali tidak menulis, aneh rasanya memilih kata yang tepat. Saat kubaca ulang hasil tulisanku, kenapa nama Nick malah muncul kembali di sana. Buru-buru kuhapus lagi tulisanku, takut jika ada cicak yang sengaja membacanya. Uh, kenapa Sonia? Pusing ya? Galau lagi ya? Saat ini aku hanya bisa mengusap wajahku tanda tak tahu lagi mau ngapain.

Sepertinya jika sekali-kali Dukun pasang pertanyaan pada pasiennya tidak ada salahnya. Bersiap saja buka Blog andalan: DUKUN ONLINE. Sarana tanya jawab yang tepat untuk permasalahan galau anda.

Belum lagi mau pasang pertanyaan sudah banyak pasien yang bejibel. Jawab dulu atau tanya dulu ya? Ok deh jawab beberapa baru tanya.


Ask To Dukun:

Eh Dukun yang keren tanya dong. Hari ini aku puasa nih, tapi tadi saat pulang sekolah liat anjing cewe telanjang, batal ga?

Ok. Ditunggu jawabannya.


Wong Macho



To Wong Macho:


Coba jujur pada Dukun ya. Grengg ga tadi saat liat? Menurut dukun sih kalau anjing cewe yang tadi kamu liat itu sexy terus bukan makrommu, cepetan mandi besar deh. Kalau tidak besok lagi jika ketemu anjing yang sexynya dunia akherat itu, kamu lamar dia, biar besok jika liat lagi sudah sah jadi suami istri.


Ask To Dukun:

Simple saja ya, yang mau aku tanyain itu gini, Dukun. Pas aku ke mall kemarin, aku ketemu sama cowok yang mirip banget sama mantan aku. Cuma aku ga yakin tuh. Soalnya, setiap kali liat cowo keren kok rasanya mereka semua tuh mirip banget sama mantan aku. Coba dukun beri saran, agar aku tidak selalu berhalusinasi tentang mantan aku.

Ce-x Lee Min Ho


To Ce-x Lee Min Ho

Punya posternya Mister Tukul ga? Kalau belum coba beli dan pasang di setiap pojok kamar kamu. Kalau perlu edit pake photoshop atau corel draw, co kamu yang katanya –Lee Min Ho itu- ganti kepalanya dengan Mister Tukul. Masih mau ciumin foto editan mantan kamu itu? Semoga lekas sembuh dan jika belum, ambil tambang.


Ask To Dukun:

Hallo dukun yang suka ngawur. Kok pertanyaan gw yang kemarin ga dibales sih. Ok, gw ulangi lagi tapi kali ini bales dengan sepinter-pinternya dukun ya. Awas! Begini dukun. Mantan gw tuh kan ngajak balikan, padahal gw dah jadian sama temennya. Ceritanya sih backstreet gitu. Permasalahannya gw sayang mereka berdua, boleh ga?

Via Chi Gadiest Mancax


To Via Chi Gadiest Mancax:

Boleh saja. Saran dukun, coba lu transgender dulu sono. Tahu kan kalau sudah jadi cowo, lu halal berpoligami. Pake ‘ape saje’ bole.

Gimana?

Satu persatu balas pertanyaan ngaco pasien malah bingung mau nanya apa? Jika dipikir-pikir ulang, sebenarnya yang setreeesss itu pasiennya atau dukunnya sih. Dah tahu dijawab ngaco malah masih konsultasi terus. Mana sampai ada yang dua kali lagi. Saatnya pekerjakan admin nih.

Eh, tadi aku mau tanya apa ya.


Ok tulis saja ah:

Dukun mau nanya nih. Kalau dukun suka orang yang telah buat dukun galau satu semester, dosa ga? Harus jawab jujur dan berkualitas ya. Ok dukun tunggu jawabannya.

Baru saja nunggu muncul banyak sekali komentar:

1.     Sepertinya dukun perlu cukur gundul wkwkwk. _@Ariellaso. (cukur gundul babe lu pakai pembalut. Ini yang jawab perlu dikasih racun tikus kali ya.)
2.    Jika gw ga cuma satu semester, Dukun. Tapi jika dukun merasa dosa, tobat saja. _@Aiiuu_cekali (Tobat? Emang lu sesat.)
3.    Pengalaman saya pacaran dan diabaikan cewek saya dulu, gini dukun. Sempat juga sama seperti yang dukun rasakan. Tapi saya pikir galau itu ga harus minum tolak galau kok. Cukup masukin jari ke idung, pasti hati akan terasa mak cess. _@Dyo_Fans. (Jempol kakiku kumasukin idung kamu, mau? Kalau ga galau kucingku kuajak ke dukun sunat deh. Emosiiii.)
4.     Numpang kasih saran ya, coba dukun minum ramuan herbal ane. Ambil satu ons brotowali, dua milliliter airmata kurang boleh, kalau punya ketombe karmas dulu pakai sampho. Aduk hingga rata terus minum tiga kali sehari. Semoga lekas sembuh. _@Tabib_China. (Pliss.)
5.    Wkwkwkwk, Dukun minta salan. Yaps, saling tolong menolong dalam kebaikan kan diwajibkan. Kalau dukun cewe cantik jadi pacal aku saja ya. Jamin masih jomblo ting-ting. _@Bayu_Naif. (Bueh… ini salah satu adegan novel tanpa huruf ‘ERRRRRR’ ya? Kucingku jomblo mau?)
6.    Bla-bla… (berikutnya dan berikutnya.)


Ternyata diberi saran ngaco itu tidak menyenangkan ya? Padahal aku nunggu Nick memberikan komentarnya satu saja. Kalau dia memang hanya pengen bilang, “percayalah akan keajaiban.” Aku pasti akan percaya. Sama sekali tidak ada pesan darinya. Mia juga. Biasanya dia yang rajin kirimin aku solusi.

Mia, tahu ga aku kangen kamu. Sorry.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar